Rasionalisme
tak selamanya menjawab hal-hal supranatural. Kisah dari Pantai Gading,
Afrika berikut ini contohnya. Penduduk di wilayah Cosrou negeri itu
punya tradisi menyeramkan.
Jika ada seorang warga yang tewas tak wajar atau diyakini dibunuh, mereka akan menggelar tradisi "peti mati terbang".
Setelah melalui rangkaian upacara adat, jenazah selanjutnya dipanggul beberapa orang menuju pemakaman. Namun, selalu saja peti jenazah itu akan bergerak di luar kendali. Berapapun orang yang menggotongnya tak mampu melawan tenaga mistis dari dalam peti.
Pada video amatir di bawah terlihat betapa para pemanggul sudah berusaha berputar 380 derajat tetapi semuanya terpaksa mengikuti tenaga mistis yang
Jika ada seorang warga yang tewas tak wajar atau diyakini dibunuh, mereka akan menggelar tradisi "peti mati terbang".
Setelah melalui rangkaian upacara adat, jenazah selanjutnya dipanggul beberapa orang menuju pemakaman. Namun, selalu saja peti jenazah itu akan bergerak di luar kendali. Berapapun orang yang menggotongnya tak mampu melawan tenaga mistis dari dalam peti.
Pada video amatir di bawah terlihat betapa para pemanggul sudah berusaha berputar 380 derajat tetapi semuanya terpaksa mengikuti tenaga mistis yang
menuju sebuah rumah.
Orang-orang yang melihat pun berteriak stop tetapi sia-sia. Dan,
pada akhirnya, peti mati itu mendobrak daun jendela serta daun pintu rumah. Jebol!
Video itu memang diambil secara amatir. Namun, peristiwa dalam video itu nyata terjadi. Seorang blogger bernama Julien Appia Kouassi memverifikasi kisah ini.
Dia menyatakan sering mendengar tradisi itu tetapi baru sekali melihatnya secara langsung di Cosrou. Pengamatan Julien Appia itu dikutip SURYA.co.id dari dari The Observers, kanal citizen reporter milik stasiun TV France 24 berbasis di Paris, Prancis.
Menurut Julien Appia, rumah yang jebol daun jendela dan pintunya itu ternyata milik saudara almarhum. Ya, warga pun mendapat keyakinan tanpa pembuktian hukum positif bahwa pembunuh orang dalam peti adalah saudaranya sendiri.
Tradisi ini juga berlangsung di Republik Demokratik Kongo. Sebutannya "londola". Pemerintah setempat sudah berusaha melarang tradisi ini tetapi tidak bisa efektif.
Video itu memang diambil secara amatir. Namun, peristiwa dalam video itu nyata terjadi. Seorang blogger bernama Julien Appia Kouassi memverifikasi kisah ini.
Dia menyatakan sering mendengar tradisi itu tetapi baru sekali melihatnya secara langsung di Cosrou. Pengamatan Julien Appia itu dikutip SURYA.co.id dari dari The Observers, kanal citizen reporter milik stasiun TV France 24 berbasis di Paris, Prancis.
Menurut Julien Appia, rumah yang jebol daun jendela dan pintunya itu ternyata milik saudara almarhum. Ya, warga pun mendapat keyakinan tanpa pembuktian hukum positif bahwa pembunuh orang dalam peti adalah saudaranya sendiri.
Tradisi ini juga berlangsung di Republik Demokratik Kongo. Sebutannya "londola". Pemerintah setempat sudah berusaha melarang tradisi ini tetapi tidak bisa efektif.