Gaby Rodriguez, seorang murid SMA di Amerika yang berumur
17 tahun adalah seorang murid yang pintar dan berprestasi di sekolahnya.
Teman – temannya menyukainya karena sifatnya yang terbuka dan senang membantu orang lain.
Tetapi, 6 bulan kemudian perutnya semakin lama semakin besar.
Teman – temannya yang kecewa mulai pergi menjauhi dirinya.
Di Amerika, hamil dengan usia belia menjadi masalah terbesar di masyarakat.
Rata – rata wanita yang hamil dengan usia yang tergolong muda ini memiliki gaya hidup yang buruk.
Oleh karena itulah, Gaby bekerja sama dengan pacaranya untuk berpura – pura hamil.
Teman – temannya menyukainya karena sifatnya yang terbuka dan senang membantu orang lain.
Tetapi, 6 bulan kemudian perutnya semakin lama semakin besar.
Teman – temannya yang kecewa mulai pergi menjauhi dirinya.
Di Amerika, hamil dengan usia belia menjadi masalah terbesar di masyarakat.
Rata – rata wanita yang hamil dengan usia yang tergolong muda ini memiliki gaya hidup yang buruk.
Oleh karena itulah, Gaby bekerja sama dengan pacaranya untuk berpura – pura hamil.
Hal tersebut dilakukannya tanpa sepengetahuan orang tua, saudara, guru dan teman – temannya.
Selama 6 bulan ini, Gaby setiap hari menggunakan "perut palsunya" yang semakin lama semakin membesar.
Bahkan orang tua pacarnya juga percaya kalau dia sudah hamil.
Selama dia "hamil", guru dan teman – temannya memandang dia dengan sebelah mata dan menjauhinya.
Dan hari itu, sekolahnya mengadakan seminar besar – besaran.
Gaby menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu kenyataan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Kepala sekolah akhirnya mengijinkan dia berbicara di seminar ini.
Orang–orang yang awalnya menghina dia.
Melihat Gaby mengeluarkan perut palsu itu di depan mereka semua dan dia mulai menceritakan apa yang dia alami selama 6 bulan ini.
Ceritanya membuat banyak murid dan guru wanita menangis dan memotivasi mereka!
Gaby ingin terus berjuang untuk mengatasi masalah kehamilan yang terjadi di usia belia.
Bahkan dia juga berjuang untuk melindungi wanita hamil yang mengalami kekerasan.
Dia mendapatkan dukungan dari walikota dan pihak sekolah.
Dia juga membuat pusat perlindungan di sekolahnya untuk melindungi masa remaja para murid.(*)
Selama 6 bulan ini, Gaby setiap hari menggunakan "perut palsunya" yang semakin lama semakin membesar.
Bahkan orang tua pacarnya juga percaya kalau dia sudah hamil.
Selama dia "hamil", guru dan teman – temannya memandang dia dengan sebelah mata dan menjauhinya.
Dan hari itu, sekolahnya mengadakan seminar besar – besaran.
Gaby menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu kenyataan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Kepala sekolah akhirnya mengijinkan dia berbicara di seminar ini.
Orang–orang yang awalnya menghina dia.
Melihat Gaby mengeluarkan perut palsu itu di depan mereka semua dan dia mulai menceritakan apa yang dia alami selama 6 bulan ini.
Ceritanya membuat banyak murid dan guru wanita menangis dan memotivasi mereka!
Gaby ingin terus berjuang untuk mengatasi masalah kehamilan yang terjadi di usia belia.
Bahkan dia juga berjuang untuk melindungi wanita hamil yang mengalami kekerasan.
Dia mendapatkan dukungan dari walikota dan pihak sekolah.
Dia juga membuat pusat perlindungan di sekolahnya untuk melindungi masa remaja para murid.(*)