Kisah menggelikan usai.salat Subuh berjemaah di Masjid As Syarqowi,
kompleks Pondok Pesantren Salafiyah di Kelurahan Puluhan, Kecamatan
Sidorejo, Kota Salatiga.
Ada seorang mahasiswa warga Dusun Gemawang, Desa Munding, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, menyamar menjadi santriwati di ponpes tersebut.
Agar tidak dicurigai santriwati, Nasrul Ulum (18) mengenakan mukena.
Awalnya tidak ada yang curiga sampai Nasrul sudah sampai beristirahat di
salah satu kamar, berkumpul bersama santriwati lainnya.
Serif"; font-size: 16px;
font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height:
inherit; margin-bottom: 1.5em; padding: 0px; vertical-align:
baseline;">
"Setelah salat Subuh berjamaah baru para santri curiga dan ternyata
benar. Saat mukena dibuka, ternyata dia adalah seorang pria,"
ujar Kapolsek Sidorejo AKP Jumaeri kepada Tribun Jateng pada Senin
(6/3/2017).
"Warga setempat yang ketika itu juga sedang turut serta salat berjemaah
pun sempat emosi. Nasrul hampir saja dimassa (dihakimi) warga setempat,"
ia menambahkan.
Beruntung di lokasi ada petugas Bhabinkamtibmas sehingga warga menahan
diri untuk menghakimi Nasrul. Selanjutnya ia digelandang ke Polsek
Sidorejo untuk dimintai keterangan.
Saat dimintai keterangan, Nasrul memang sengaja menyamar. Bukan untuk
berbuat jahat tapi agar disukai atau bisa dekat dengan beberapa santri
pria di ponpes.
"Kelainan itu pun diakui oleh orangtuanya, Suroto (53), saat kami panggil dan mintai penjelasan," terang Jumaeri.
Dari cerita mereka terungkap, Nasrul sejak kecil telah memiliki
kelainan, menyukai sesama jenis dan kerapkali berdandan seperti
perempuan.
"Harapan kami orangtuanya dapat memberikan pemahaman agar ke depannya tidak terjadi lagi," jelas Kapolsek.