nafas terakhir pada selasa 1 Nov 2016
dari awal pacaran sampai menikah..
hanya 4 tahun kita bersama
begitu cepat papah pergi..
hanya 3 minggu papah bersama dd Barra..
salam rindu buat papah disana,
doakan
anakmu agar menjadi anak yg sholeh membanggakan, beruntung, bnyak
rezekinya, dan menjadi anak yg hebat, lebih hebat daripada papah..
doakan ya pah, doakan darisana
we love u papah..
Postingan ini pun mendapat banyak simpati dari kerabat dan teman-teman
Facebooknya. Selain postingan foto terakhir ini, banyak pula postingan
lain yang menjadi perhatian netizen. Diantaranya adalah unggahan capture
chattingan Bima ke istrinya yang mengingatkan untuk minum obat darah
rendah.
Pembuluh Darah Menggembung
Ketika aneurisma terjadi, maka pembuluh darah akan menggembung pada
bagian tertentu. Penonjolan bisa sangat kecil atau sangat besar,
besarnya aneurisma akan menimbulkan tekanan pada organ sekitarnya.
Selain itu ada pula resiko pecahnya pembuluh darah, seperti sebuah balon
apabila volumenya terus bertambah maka bisa pecah, begitu pula dengan
balon aneurisma ini.
Bisa bayangkan apa yang terjadi ketika pembuluh darah arteri pecah.
Operasi yang dilakukan tim dokter RSPAD Gatot Soebroto mesti ditunda
karena ada pembengkakan pada bagian otaknya. Hingga akhirnya, Selasa
(1/11/2016) Bima mengembuskan nafas terakhirnya pada pukul 03.20 WIB.
Kronologi Ketika Diserang Aneurisma
Sebelumnya, Bima dikabarkan terjatuh di tempat kerjanya, Jalan Kresna
Raya No.55 Bantarjati, Senin (24/10/2016), usai berbuka puasa.
Setelah mengeluhkan sakit kepala yang hebat, Bima kemudian dibawa ke IGD RS PMI pada Senin malam.
Selasa (25/10/2016) pagi, Bima masih bisa sarapan bubur, namun tak lama
kemudian ia tidak sadarkan diri. Setelah pingsan, Bima kemudian dirawat
di ruang ICU dengan diagnosa awal terkena stroke. Semakin hari
kondisinya tak kunjung membaik, dan masih tak sadarkan diri.
Ternyata menurut dokter yang menanganinya, Bima mengalami Aneurisma,
sehingga pembuluh darah di otaknya pecah. Hal itulah yang menyebabkan ia
terjatuh dan tak sadarkan diri.
Pada hari Rabu (26/10/2016), dokter mengatakan kalau Bima harus dirujuk
ke rumah sakit tipe A yang memiliki MRI, untuk segera dilakukan
tindakan.
Namun ruang ICU di beberapa rumah sakit di Bogor dan Jakarta penuh.
Sehingga Bima baru bisa dirujuk ke RSPAD pada hari Jumat (28/10/2016)
siang. Ia kemudian menjalani operasi keesokan harinya, Sabtu
(29/10/2016) pagi.
Setelah operasi pertama dilakukan, dokter mengatakan kalau Bima harus
melalui masa kritis terlebih dahulu. Sebelum dilakukan operasi lanjutan.
Sempat dikabarkan kritis dalam kondisi stabil, Bima akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Selasa (1/11/2016) dini hari.
Ia dikebumikan di TPU Unitex, dekat rumahnya, di Perumahan Unitex Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor sebelum zuhur.