Foto Terakhir Sebelum Bima Chakti Berpulang, Tatapan Anaknya Buat Haru..Berikut Penjelasannya


Nizma Gathie Chaktifa, istri dari Bima Chakti Firmansyah wartawan Tribunnews Bogor yang meninggal karena diserang aneurisma, tampaknya belum sepenuhnya bisa menghilangkan kesedihannya.
Sedih dan pilu setelah ditinggal suami yang baru saja menjadi ayah. Anaknya lahir pada 4 Oktober 2016 lalu.
Bima Chakti Firmansyah, editor Tribunnewsbogor.com (Tribunnews Network) mengembuskan nafas terakhir, Selasa (1/11/2016) sekitar pukul 03.00 WIB (dini hari).
Berpulang di ruang ICU RSPKAD, Jalan Dokter Abdul Rahman Saleh No.24, Jakarta Pusat, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia.
Padahal, tiga hari sebelumnya, dia baru saja mendapat surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan tetap di TribunnewsBogor.com.
Nizma banyak meluapkan kesedihannya ke dinding Facebook dengan akun Nizma Gathie ChaktiFa.
Yang membuat haru dan mata kita berkaca-kaca ketika ia mengunggah foto terakhir Bima Chakti dengan buah hati. Jika diperhatikan baik-baik, dalam foto ini, anaknya Barra terlihat begitu dalam menatap sang ayah.
Dalam unggahan foto itu, Nizma turut menyampaikan cerita di balik foto ini:
Poto terakhir dd Barra bersama Papah Bima Chakti Firmansyah,
hari minggu malem senin tanggal 23 oktober 2016, sepulang Papah kerja, keringat papahpun blm sempat di lap. Papah gendong dd Barra, trs blg "bu potoin papah dong sm si dd".
dd nya udah mulai fokus matanya, udh bisa nengok liatin papahnya. 
ga sangka trnyata itu pto trakhir papah sm dd Barra, sblm papah ga sadarkan diri di malam esok harinya, sampai akhirnya papah menghembuskan

nafas terakhir pada selasa 1 Nov 2016

dari awal pacaran sampai menikah.. 
hanya 4 tahun kita bersama 
hanya 3 minggu papah bersama dd Barra..
begitu cepat papah pergi.. 
salam rindu buat papah disana, 
doakan anakmu agar menjadi anak yg sholeh membanggakan, beruntung, bnyak rezekinya, dan menjadi anak yg hebat, lebih hebat daripada papah.. doakan ya pah, doakan darisana 

we love u papah.. 
Postingan ini pun mendapat banyak simpati dari kerabat dan teman-teman Facebooknya. Selain postingan foto terakhir ini, banyak pula postingan lain yang menjadi perhatian netizen. Diantaranya adalah unggahan capture chattingan Bima ke istrinya yang mengingatkan untuk minum obat darah rendah.

Pembuluh Darah Menggembung
Ketika aneurisma terjadi, maka pembuluh darah akan menggembung pada bagian tertentu. Penonjolan bisa sangat kecil atau sangat besar, besarnya aneurisma akan menimbulkan tekanan pada organ sekitarnya.
Selain itu ada pula resiko pecahnya pembuluh darah, seperti sebuah balon apabila volumenya terus bertambah maka bisa pecah, begitu pula dengan balon aneurisma ini.
Bisa bayangkan apa yang terjadi ketika pembuluh darah arteri pecah. Operasi yang dilakukan tim dokter RSPAD Gatot Soebroto mesti ditunda karena ada pembengkakan pada bagian otaknya. Hingga akhirnya, Selasa (1/11/2016) Bima mengembuskan nafas terakhirnya pada pukul 03.20 WIB.

Kronologi Ketika Diserang Aneurisma
Sebelumnya, Bima dikabarkan terjatuh di tempat kerjanya, Jalan Kresna Raya No.55 Bantarjati, Senin (24/10/2016), usai berbuka puasa.
Setelah mengeluhkan sakit kepala yang hebat, Bima kemudian dibawa ke IGD RS PMI pada Senin malam.
Selasa (25/10/2016) pagi, Bima masih bisa sarapan bubur, namun tak lama kemudian ia tidak sadarkan diri. Setelah pingsan, Bima kemudian dirawat di ruang ICU dengan diagnosa awal terkena stroke. Semakin hari kondisinya tak kunjung membaik, dan masih tak sadarkan diri.
Ternyata menurut dokter yang menanganinya, Bima mengalami Aneurisma, sehingga pembuluh darah di otaknya pecah. Hal itulah yang menyebabkan ia terjatuh dan tak sadarkan diri.
Pada hari Rabu (26/10/2016), dokter mengatakan kalau Bima harus dirujuk ke rumah sakit tipe A yang memiliki MRI, untuk segera dilakukan tindakan.
Namun ruang ICU di beberapa rumah sakit di Bogor dan Jakarta penuh. Sehingga Bima baru bisa dirujuk ke RSPAD pada hari Jumat (28/10/2016) siang. Ia kemudian menjalani operasi keesokan harinya, Sabtu (29/10/2016) pagi.
Setelah operasi pertama dilakukan, dokter mengatakan kalau Bima harus melalui masa kritis terlebih dahulu. Sebelum dilakukan operasi lanjutan.
Sempat dikabarkan kritis dalam kondisi stabil, Bima akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Selasa (1/11/2016) dini hari.
Ia dikebumikan di TPU Unitex, dekat rumahnya, di Perumahan Unitex Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor sebelum zuhur.