Kisah
mengena-sk-an ini bermula dari kecurigaan Muzakir saat pulang kerja. Kok
di keset kamar mandi terlihat bercak len-d-er. Langsung saja menganggap
itu spe-r-m-a seorang lelaki. Kok ada sp-er-m-a di sini? Berarti selama
dirinya pergi, istrinya menerima lelaki lain. “Habis hubu-n-gan in-ti-m si
lelaki langsung ke kamar m-andi,” begitu kesimpulan Muzakir tanpa
bertanya pada para ahli.
Novanti
istrinya lalu dipanggil, ditanya soal bercak di keset kamar mandi itu.
Istrinya menjawab tidak tahu, tapi langsung dipukul karena dianggap
berbohong. Yakin bahwa istrinya berselingkuh, di kamar Novanti langsung
dite-lan-jan-gi. Begitu terlihat cairan di alat v-it-alnya, makin curiga saja
bahwa istrinya berbuat serong. “Ini saya kepu-ti-han kok Bang.” Kata
Novanti.
Muzakir
tidak percaya, kembali istrinya dipukul. Di kala Muzakir sedang gundah,
salah satu setan yang habis merasuki anggota MKD di Senayan
iseng-iseng merasuk ke tu-buh Muzakir. Nah, langsung saja dia punya
rencana ja-at, sebaiknya istri dib-un-uh saja. Dia pikir nilai nyawa
manusia tak beda dengan nyawa ayam negeri, yang motongnya pun pakai
kater dan tanpa dibaca doa-doa.
Novanti
kemudian diajak pergi dengan sepeda motor. Di jalan, tepatnya di
Ketapang, Kecamatan Panjang, Bandarlampung, kembali Novanti diinterogasi
untuk mengakui perselin-gkuh-annya. Karena tak merasa selingkuh, Novanti
jelas tak mau mengaku. Jangankan Novanti, Novanto DPR saja yang
jelas-jelas ada bukti rekamanya mencatut presiden, juga tak mau ngaku
kok.
Se-t-an
yang bekas dari MKD Senayan itu terus membisiki: bu-n-uh saja, bunuh
saja! Dan Muzakir pun terlena, dia benar-benar kalap dibuatnya dan
setelah kembali kerumah, Novanti dibanting, begitu istri jatuh langsung
digetok bongkahan batu berkali-kali di bagian kepala belakang sampai
tewas.
Kini Muzakir sedang menghadapi sidang di Pengadilan Negeri Lampung, untuk mempertanggun-gjawabkan keke-jama-nnya.